Stres merupakan masalah tak terelakkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Terlalu stres dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental kita. Dampak stres pada tubuh bisa sangat beragam dan wajib untuk diwaspadai.
Meskipun stres adalah reaksi alami tubuh terhadap tekanan, tapi tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan fisik dan emosional. Dalam artikel ini,akan dibahas tujuh dampak stres pada tubuh yang perlu kamu perhatikan. Simak selengkapnya di bawah ini, yuk!
1. Mengganggu Sistem Imun
Dampak stres pada tubuh bisa jauh lebih besar dari yang sering kali kita sadari, salah satunya adalah gangguan pada sistem imun. Ketika stres berlebih, tubuh melepaskan hormon kortisol yang berlebihan, sehingga dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya, sistem imun menjadi lemah dan tidak dapat berfungsi dengan optimal dalam melawan infeksi dan penyakit. Ketidakseimbangan hormon ini juga dapat meningkatkan risiko peradangan.
Selain itu, bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan autoimun.
2. Sakit Kepala
Ketika kita mengalami stres, otot-otot di sekitar kepala dan leher cenderung menjadi tegang, sehingga bisa menyebabkan ketegangan pada saraf dan pembuluh darah di kepala. Akibatnya, muncul sensasi nyeri atau sakit kepala.
Stres juga dapat menyebabkan perubahan pola tidur, dehidrasi, dan ketegangan emosional. Jika dibiarkan tanpa penanganan, sakit kepala yang berulang dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari dan kinerja kita.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda stres dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi stres dalam hidup kita. Contohnya dengan melakukan relaksasi, berolahraga secara teratur, dan mengelola waktu dengan bijaksana.
3. Penyakit Kardiovaskular
Penelitian menunjukkan bahwa stres berlebih dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan strok. Saat tubuh mengalami stres, terjadi pelepasan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
Selain itu, stres juga dapat menyebabkan perubahan dalam pola makan, kecenderungan untuk merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Hal-hal tersebut merupakan faktor risiko untuk masalah kardiovaskular.
4. Gangguan Muskuloskeletal
Saat stres, tubuh cenderung merespons dengan tegang, khususnya pada otot-otot di sekitar leher, bahu, dan punggung. Peregangan berlebihan pada otot dapat menyebabkan ketegangan otot, nyeri, dan bahkan mengganggu postur tubuh secara keseluruhan.
Stres juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh memulihkan diri setelah beraktivitas fisik, menyebabkan rasa lelah, dan kelelahan yang berlebih. Jika dibiarkan, gangguan muskuloskeletal yang terkait dengan stres dapat berdampak pada mobilitas dan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi, olahraga, dan pijat untuk mengurangi ketegangan otot.
5. Mengganggu Sistem Saraf Pusat
Dampak stres pada tubuh juga bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat. Ketika mengalami stres, tubuh melepaskan hormon stres yang dapat memengaruhi fungsi sistem saraf pusat.
Hal ini dapat menyebabkan ketegangan, kecemasan, dan sulit tidur. Selain itu, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan pada neurotransmitter dalam otak. Padahal bagian tersebut dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Sistem saraf pusat yang terganggu juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk merespons dengan baik terhadap situasi stres, sehingga kita bisa merasa sulit fokus hingga mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba.
6. Mengganggu Pernapasan
Tubuh cenderung merespons dengan meningkatkan detak jantung dan pernapasan saat kita stres. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan oksigen ke otak dan otot guna menghadapi situasi stres.
Namun pada beberapa orang, stres dapat menyebabkan pernapasan menjadi tidak teratur atau bahkan menjadi terengah-engah. Ketegangan pada otot-otot dada dan bahu juga dapat menyebabkan rasa sesak atau sulit bernapas.
Selain itu, orang yang cenderung mengalami stres berlebih dapat mengalami pernapasan dangkal secara tidak sadar, yang dapat memengaruhi kadar oksigen dalam darah dan menyebabkan gejala seperti pusing atau kelelahan.
7. Mengganggu Sistem Pencernaan
Sistem saraf akan mengaktifkan respons “fight-or-flight” saat seseorang mengalami stres. Akibatnya tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Respons ini dapat mengganggu proses pencernaan dengan mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan ke otot-otot besar untuk membantu kita menghadapi situasi stres. Akibatnya, sebagian orang mungkin mengalami masalah pencernaan seperti perut kembung, diare, atau sembelit.
Selain itu, stres juga dapat memengaruhi pola makan dan kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan atau konsumsi makanan tidak sehat.
Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi dengan SuperO2 Sportivo
SuperO2 Sportivo adalah air minum beroksigen dengan kadar oksigen 100 ppm yang diproses secara higienis dan berkualitas. SuperO2 Sportivo mengandung oksigen lebih banyak dari air minum biasa, sehingga lebih banyak oksigen yang disuplai menuju otak.
Selain itu, menurut penelitian di Journal of the Association of Physicians, lebih banyak oksigen dalam tubuh seseorang akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bakteri dan virus.
SuperO2 juga dapat mengembalikan kesegaran seketika karena lelah dan stres karena bekerja seharian, sehingga kamu tidak perlu khawatir lagi dengan dampak stres pada tubuh yang bisa saja mengintaimu.
Sumber: https://hellosehat.com/mental/stres/dampak-stres-pada-tubuh-anda/